Dalam materi kali ini yang kita
bahas adalah anak dan media, anak yang menjadi subjek penulis kali ini adalah
seorang gadis kecil yang bernama Cinta Ayu Novela R. Ia duduk di kelas TK-B dan
masih berusia 5 tahun. Penulis mencoba menggali apa yang Ia suka, kebetulan
sekali pada waktu itu Ia sedang menonton sebuah tayangan televisi yang berada
di chanel ANTV. Tayangan tersebut adalah Marsha
and The Bear, Cinta sangat menyukai tayangan tersebut, bahkan sampai tidak
mau hengkang dari tempat duduk untuk makan ataupun pindah chanel.
Kemudian
saya menanyakan kembali, “apalagi yang Ia suka?” Cinta menjawab “Spongebob”,
yang dimaksud adalah film Spongebob
SquarePants di GlobalTV. Setelah itu saya tanyakan kepadanya mengapa
menyukai Marsha and The Bear dan Spongebob SquarePants, Ia menjawab
karena lucu. Ketika saya mengatakan lebih suka mana diantara keduanya tersebut,
ternyata Ia menjawab Marsha and The Bear
karena Marsha and The Bear lebih lucu
dan tidak diulang-ulang.
Data umum
|
Jenis :
film
Judul : Marsha and The Bear
Durasi : 7
menit/episode (total 30 menit)
|
Jenis : film
Judul : Spongebob
SquarePants Durasi : 5-10 menit/episode (total 90 menit)
|
Penyampaian content
|
Film
|
Film
|
Content
|
Pada film Marsha and The Bear ini bercerita
tentang seorang gadis kecil yang jail dan selalu membuat Tuan Bear pusing
dengan tingkahnya. Pada episode “dilarang menerobos”, gadis kecil bernama
Marsha sedang bermain di halaman. Gadis kecil itu berlari-lari mengejar
kupu-kupu dan akan menangkapnya. Kemudian, di sisi lain ada Tuan Bear yang
sedang bekerjasama dengan Kelinci memilih bibit untuk ditanam di depan rumah.
Setelah menemukan ide yaitu menanam wortel dan ditanam, dirawat dengan baik
tetapi wortel itu tidak tumbuh besar (sebesar yang diinginkan Tuan Bear).
Kebanyakan wortel yang tumbuh dicuri oleh si Kelinci itu, satu per satu
sampai habis dan berantakan. Ketika Tuan Bear menyadari bahwa Kelinci itu
yang mencuri dan merusak tanamannya, Tuan Bear berjaga-jaga sampai kelelahan
dan mengantuk, akibatnya wortelnya pun dicuri lagi dan lagi. Kemudian, Tuan
Bear menunjuk Marsha si gadis kecil itu sebagai penjaga kebun dan melanjutkan
istirahat di dalam rumah. Pada awalnya Marsha sibuk dengan kupu-kupu yang di
kejarnya, tetapi ketika Ia menyadari bahwa ada Kelinci yang mencoba mencuri
wortel itu, ia langsung mengejarnya sampai dapat, tidak perduli dengan apapun
yang menghalanginya menangkap Kelinci itu, ia tetap mengejarnya sampai dapat.
Akhirnya, karena aksi kejar-kejaran tersebut rumah ladang dan halaman menjadi
kacau. Tuan Bear sangat prihatin melihat keadaan tersebut dan menyuruh Marsha
kembali ke Rumah.
|
Film Spongebob SquarePants merupakan salah
satu film kartun tersukses buatan Amerika.
Pada episode Goo go Gas ini menceritakan
tentang seorang pencuri kecil yaitu Plankton yang berusaha mencuri resep
rahasia Krabby Patty tetapi Ia tertangkap oleh Tuan Krabs. Kemudian Plankton
di semburkan ke Chump Bucket, walau begitu Plankton tetap gigih mencari cara
untuk mencurinya. Ketika Ia mendapat ide, Ia langsung menjebak Tuan Krabs di
sebuah wartel dengan penuh gas bayi, sehingga Tuan Krabs berubah menjadi bayi
dan Plankton mendapatkan kunci Krusty Krab. Sayangnya Spongebob mengetahui
rencana buruknya itu kemudian memanggil polisi untuk menangkap Plankton. Tidak
jera sampai disitu, Plankton mengubah Spongebob dan Tuan Krabs menjadi
kakek-kakek. Setelah itu, ketika Ia berhasil mendapat Krabby Patty Ia kabur,
tetapi Spongebob dan Tuan Krabs menjaringnya dan menariknya ke atas kemudian
menyuruh teman-teman yang lain memukulnya. Setelah keadaan normal kembali,
Plankton lagi-lagi kembali dan mengubah semua orang yang ada di Krusty Krab
menjadi bayi sehingga dengan mudah Ia mendapatkan resepnya. Walaupun semuanya
berubah menjadi bayi, Tuan Krabs, Spongebob, Patrick, dan Squidward mebuatnya
sebagai mainan karena bentuknya yang kecil. Pada akhirnya Spongebob memakai
alat pengubah bentuk tersebut sebagai mainan dan akhirnya gasnya bocor
menyebar tepat kearah Plankton, sehingga Ia berubah menjadi sejenis benih.
|
Tujuan / materi yang
ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
|
1. Tidak
boleh menerobos ladang orang lain tanpa ijin.
2. Bisa
menjaga amanat yang diberikan orang lain dengan baik.
3. Bekerja
sama lebih baik daripada bekerja sendiri.
4. Mengajarkan
cara menanam wortel dan tahap-tahapnya.
|
1. Saling
tolong-menonolong mencegah kejahatan.
2. Setiap
kejahatan pasti akan mendapat balasannya.
|
Sasaran
pembaca/penonton
|
-
Semua umur bisa melihatnya namun
lebih cocok untuk anak usia sekolah maupun balita ±3-9tahun (dengan bimbingan
orang tua) karena tampilannya yang menarik, ceritanya yang lucu, dan terdapat
pesan yang baik di setiap episode-episode nya, walaupun terkadang terselip karakter
yang jailnya berlebihan.
-
Cocok untuk laki-laki maupun
perempuan karena disini ceritanya umum dan tidak terpaut pada laki-laki atau
perempuan saja.
|
-
Sebenarnya acara Spongebob
SquarePants ini tidak layak untuk anak-anak karena ceritanya tentang
kehidupan orang remaja dan dewasa. Banyak adegan-adegan yang seharusnya tidak
dipertontonkan untuk anak-anak seperti cara mencuri resep rahasia dan banyak
lagi yang lainnya. Walaupun sebenarnya tidak layak untuk anak-anak, selama ketika
melihat film tersebut mendapat pendampingan dari orang tua juga tidak
apa-apa, bisa juga sebagai hiburan anak karena lucu.
-
Cocok untuk semua jenis kelamin,
tidak mengacu pada laki-laki saja.
|
Pengemasan media
(kelebihan & kelemahan)
|
Kelebihannya, tampilan bagus full
warna dengan memadukan 2D dan 3D membuat film ini terkesan menarik. Sesuai
tujuan dan sasaran usia yang dituju karena kebanyakan anak-anak tahu film ini
dan menyukainya karena lucu dan tidak membosankan (survey dari beberapa
anak). Walaupun ternyata banyak kaum remaja dan dewasa juga yang menyukai
film ini.
Hal yang menjadi kekurangannya
adalah Bahasa yang digunakan Bahasa asli Rusia dan bukan dub Bahasa
Indonesia, sehingga hanya terjemahan saja. Bagi anak yang belum bisa membaca
mereka terbatas dalam menangkap makna yang disampaikan karena hanya melihat
secara tampilan atau gambarnya saja tanpa adanya Bahasa yang dapat dipahami
oleh anak seusia mereka.
|
-
Kelebihannya, tampilan yang
disuguhkan menarik sekali karena full warna dan kualitasnya bagus. Dubing Bahasa Indonesia nya sangat bagus dan
muda dicerna anak-anak. Tidak sesuai sasaran karena content yang diberikan
meliputi kehidupan orang dewasa. Tujuannya sudah sesuai karena sebagai sebuah
hiburan, dan filmnya juga cukup menghibur. Terdapat manfaatnya juga, tetapi
banyak juga yang tidak bermanfaat, seperti tindakan-tindakan konyol Spongebob
dan Patrick.
-
Kelemahannya, episode-nya banyak
yang diulang dan cenderung membosankan. Tayangnya pagi dan lama sekitar satu
setengah jam (06.00-07.30WIB), sehingga mengganggu aktifitas bersekolah anak.
|
Teori yang relevan
|
Teori yang digunakan adalah teori Jean Piaget yaitu
perkembangan kognitif pada tahap praoperasional 2-7 tahun (karena subjek
berada pada kisaran usia 5 tahun). Pada tahap perkembangan ini, konsep yang stabil mulai
terbentuk, penalaran mental mulai muncul, egosentrisme mulai kuat dan
kemudian lemah, serta keyakinan terhadap hal yang magis terbentuk (Piaget
dalam Santrock, 2002).
Menurut
Piaget (dalam Santrock, 2002) Pemikiran
praoperasional
adalah awal kemampuan untuk merekonstruksi pada tingkat pemikiran apa yang
telah dilakukan dilakukan di dalam perilaku. Pemikiran ini dibagi atas dua
subtahap yaitu subtahap fungsi simbolis dan subtahap pemikiran intuitif. Subtahap fungsi simbolis ialah
subtahap pertama pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira pada usia
2-4 tahun. Pada subtahap ini yang khas adalah perilaku egosentisme dan animisme.
Kemudian, subtahap pemikiran intuitif ialah subtahap kedua
pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira antara usia 4-7 tahun.
Anak-anak mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin tahu jawaban atas
semua bentuk pertanyaan.
|
Teori yang digunakan
adalah teori Jean Piaget yaitu perkembangan kognitif pada tahap
praoperasional 2-7 tahun (karena subjek berada pada kisaran usia 5 tahun).
Pada tahap perkembangan ini, konsep yang stabil mulai terbentuk, penalaran
mental mulai muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian lemah, serta
keyakinan terhadap hal yang magis terbentuk (Piaget dalam
Santrock, 2002).
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002) Pemikiran praoperasional adalah awal kemampuan untuk
merekonstruksi pada tingkat pemikiran apa yang telah dilakukan dilakukan di
dalam perilaku. Pemikiran ini dibagi atas dua subtahap yaitu subtahap fungsi
simbolis dan subtahap pemikiran intuitif. Subtahap
fungsi simbolis ialah subtahap pertama pemikiran praoperasional yang
terjadi kira-kira pada usia 2-4 tahun. Pada subtahap ini yang khas adalah
perilaku egosentisme dan animisme.
Kemudian,
subtahap pemikiran intuitif ialah
subtahap kedua pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira antara usia
4-7 tahun. Anak-anak mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin tahu
jawaban atas semua bentuk pertanyaan.
|
Analisis dari kedua
media :
Marsha
and The Bear dan Spongebob SquarePants mempunyai kelebihan dan kekurangan diantara
keduanya. Tujuannya kedua film tersebut sama yaitu untuk menghibur anak-anak. Tetapi,
terkadang orang tua juga lupa bahwa tidak semua film anak-anak itu pantas
ditonton untuk anak. Seperti halnya Spongebob SquarePants yang lebih berkisah
tentang kehidupan orang dewasa yang berkerja, sehingga tidak sesuai dengan
tahap perkembangan anak-anak pada usia tersebut. Walaupun anak-anak belum bisa
memaknai sejauh itu, tetapi informasi yang diterima tersebut bukan tidak
mungkin akan di recall kembali. Pada
usia anak-anak sudah tidak seharusnya diperbolehkan menonton adegan-adegan yang
tidak masuk akal seperti tangan yang bisa dilepas, jatuhà hancurà kemudian
utuh lagi, dll. Walaupun dari segi karakter pemainnya juga termasuk baik, sangat
perduli dengan persahabatan, rajin bekerja, suka menolong, dll. Tetapi, untuk
anak-anak sebaiknya dikurangi tayangan tersebut. Marsha and The Bear cocok untuk anak-anak, karakter yang dimainkan
sesuai dengan perkembangan anak-anak, dimana Marsha tersebut masih suka
bermain, rasa ingin tahunya besar seperti anak pada umumnya. Ceritanya juga
sesuai dengan fantasi anak-anak, lucu, menarik, dan tidak diulang-ulang. Sesuai
dengan pendapat Cinta, bahwa Marsha and The Bear tidak membosankan dan lucu
sekali. Dari pendapat tersebut sudah dapat dilihat bahwa anak seusianya sudah
bisa memaknai film, walaupun secara umum saja. Sehingga, perlu adanya bimbingan
dan pengawasan yang ekstra ketika anak sedang menonton film.
My opinion / conclusion :
Penulis
lebih menyukai Marsha and The Bear karena
ceritanya lebih menggambarkan rutinitas di kehidupan nyata walaupun pemerannya
adalah Beruang, tetapi cukup mewakili. Pemerannya juga anak-anak dan kontennya juga
sesuai dengan anak-anak. Kemudian, waktu tayangnya juga sore sekitar pukul 16.25WIB
sehingga tidak mengganggu jadwal sekolah anak. Penulis menyarankan pada
orangtua agar melakukan pengawasan ketika anak menonton film, memilah-milah
film yang sesuai dengan tahap perkembangannya, memberikan batas waktu ketika
menonton film, kemudian memberi wawasan kepada anak yang mana yang baik dan
buruk yang tidak boleh ditiru oleh anak. Sedangkan untuk Spongebob SquarePants, konten yang disuguhkan kurang sesuai dengan
tahap perkembangan anak dan terlalu banyak adegan-adegan ekstrim juga, waktu
tayangnya yang juga tidak efektif sehigga orang tua perlu mengurangi proporsi anak
dalam menonton acara tersebut.
Itulah secuil informasi yang bisa disampaikan penulis,
semoga bermanfaat dan terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca. JJJ
Diyah
Ayu Wirantika
115120313111003