Monday, October 21, 2013

Osteogenesis Imperfecta (OI)



Osteogenesis Imperfecta (OI) adalah kelainan pada pembentukan jaringan ikat pada tulang yang mengakibatkan tulang jadi lebih rapuh dan mudah patah. Berbeda pada kasus osteoporosis yang biasa dialami pada orang lanjut usia, OI cenderung menyerang bayi dan anak-anak pada usia pertumbuhan dikarenakan penyebab awalnya dapat berupa keturunan atau faktor genetik lainnya. Tetapi pada dasarnya tak ada yang benar-benar tau penyebab pasti OI ini hanya saja jika dicari penjelasan yang rasional maka genetik lah jawabannya.

Mengapa membahas OI?

Karna saya rasa belum banyak orang yang mendengar tentang OI dan sedikit banyak saya mengetahuinya dengan harapan postingan ini dapat memberi informasi yang bermanfaat kedepannnya.

Adik saya Zaki, berumur 13 tahun penderita Osteogenesis Imperfecta (OI) beberapa saat sejak kelahirannya. Awalnya tidak ada yang menyangka kalau penyakit tersebut akan datang pada keluarga saya karna pada kehamilannya ibu saya cenderung tidak merasakan ada yang berbeda dibanding kehamilan sebelumnya. Sampai pada gejala pertama, dia mengalami patah pertamanya pada usia 2bulan dan kepalanya cenderung lebih besar dari bayi kebanyakan. Melihat gejala itu orangtua saya langsung memeriksakaannya. Mengetahui gejala itu zaki kemudian dirujuk di RSCM Jakarta mengingat tidak banyaknya dokter yang menangani ini di Indonesia. Setelah itu seiring pertumbuhannya tulang tangan dan kakinya berulang kali patah bahkan jika karna salah posisi sekalipun. Melihat kasus ini kemudian para dokter menyarankan pada ibu saya untuk memutuskan tidak hamil lagi karena ditakutkan akan terjadi hal yang sama seperti zaki.

Jika dilihat dari Zaki, penderita OI memiliki memiliki ciri fisik seperti:
  • Bola mata putih yang cenderung membiru atau keabuan
  • Kerusakan pada gigi
  • Bentuk kepala triangular
  • Dada burung
  • Memiliki tubuh pendek
  • Tulang melengkung
Pada penderitanya sendiri biasanya mereka mengalami mimisan, sesak napas, sakit kepala, gangguan pada pendengaran dan cenderung lebih cepat lelah. Jika dilihat dari segi psikologi anak OI lebih mengeluarkan ekspresi emosi yang berlebih misal:

  •  Marah: lebih gampang marah karna mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri yang cenderung dapat dilakukan orang normal tapi mereka tidak dapat melakukannya. Sehingga mungkin dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa bentuk marah mereka dikarenakan ketidakpuasan terhadap diri sendiri.

  •   Rasa Takut: Anak penderita OI cenderung tidak bisa berjalan (atau hanya pada usia tertentu) dan masih sangat membutuhkan bantuan orang disekitarnya oleh karna itu jika ada suatu hal yang dirasa membuatnya takut dan mengharuskan mereka untuk menjauh dari hal tersebut mereka tidak bisa melakukannya. Saya rasa itu salah satu penyebab utama mengapa mereka menjadi jauh lebih penakut dibanding anak normal lainnya.

Pada pengobatannya anak penderita OI seperti adik saya sampai saat ini dengan cara memasukkan beberapa jenis obat-obatan medis yang dimasukkan melalui cairan infus dan dilaksanakan secara rutin 3-4bulan sekali (atau tergantung kebutuhan penderita). Selain itu juga dapat dilakukan operasi pemasangan pen atau besi yang ditanam didalam tulang guna meminimalisir patahan yg terjadi pada tulang. Dan dapat juga dilakukannya fisioterapi karna sejauh in masih belum ada obat bagi penderita OI selain pengobatan-pengobatan yang telah disebutkan.



Cahya Maudita Kamila  / 115120307111052

 

Sunday, October 20, 2013

PERKEMBANGAN KOGNITIF  PADA MASA  perkembangan
            Pasti semua orang tua menginginkan memiliki anak yang tumbuh kembangnya sesuai dengan harapan seperti kognitif,bahasa,dan yang lain.dalam blog ini saya akan mencoba membahas mengenai perkembangan kognitif yang baik pada masa anak……
APA SIH YANG DIMAKSUD KOGNITIF ITU…?????
Kognitif yaitu potensi intelektual yang terdiri dari beberapa tahapan pengetahuan,pemahaman,penerapan,analisa,sintesis dan evaluasi.
Jean Piaget (1896-1980) pakar psikologi dari swiss menyampaikan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan piaget terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu yaitu pengorganisasian dan penyesuaian.
NAH LEBIH LANJUTNYA MARI KITA BACA……..
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kognitif anak,yaitu:
1.    Orang tua / gen
2.    Lingkungan sekitar
            Salah satu tokoh yaitu Piaget mengemukakan Teori Tahapan Piaget sejalan dengan perkembangan anak, pemikiran anak secara konstan beradaptasi dalam situasi-situasi dan pengalaman baru. Terkadang anak melakukan asimilasi informasi baru ke dalam kategori mental yang sudah ada.
Tahapan perkembanagan kognitif Piaget,yaitu:
1.    Tahapan Sensorimotorik (usia 0-2 tahun)
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan dan anak berinteraksi dengan dunia sekitar melalui sensoriss seperti melihat,meraba,mencium. Haal-hal yang dilakukan oleh si bayi ini juga memiliki tujuan juga ternyata, tujuannya yaitu untuk mengeksplorasi lingkungannya dan untuk belajar juga,
Pada masa-masa ini anak memulai untuk membangun yang namanya suatu konsep mengenai lingkungannya melalui kegiatan sensorimotornya contoh: menghisap,melempar,melihat. Pada masa usia puncak tahapan sensorimotor yaitu pada umur 2 tahun seseoang anak akan bisa memiliki cara bagaimana dia mendapatkan sebuah benda yang ia inginkan seperti mengenyot jempol untuk meminta minum. Ini adalah aawaal dari dari kemampuan seorang anak untuk berpikir secara simbolis yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara nyata.
2.    Tahap Praoperasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini cara anak melakukan kegiatan biasanya menggunakan kegiatan yang bersifat simbolik seperti biasanya kita lihat anak sering main pasar-pasaran ada yang menjual dan membeli kadang juga ada anak bermain telfon mainan untuk menelfon seseorang hal iini menunjukkan anak masih berfikir secara simbolik. Dalam tahapan ini cara berfikir anak belum dapat stabil.
3.    Tahap Operasional Konkret (usia 7-12 tahun)
Di fase ini kemampuan anak akan berfikir secara logis  sudahlah berkembang, hal untuk mendukungnya adalah adanya suatu obyek yang hadir secara konkret/nyata.
kemampuan berfikir yang logis ini seperti kemampuan mengumpulkan obyek sesuai yang telah ditentukan, seperti meengurutkan benda sesuai dengan urutannya.
4.    Fase operasional formal(usia 11 tahun sampaai dewasa)
Dalam tahapan ini kemampuan untuk berfikir secara abstrak,menalar secara logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Di dalam tahap ini anak mampu untuk mengerti situasi yang belum pernah mereka alami dan dip roses ini juga mereka sudah dapat untuk menentukan jalan keluar sendiri.


By:Radhita Tri Malasari
115120301111010     


Saturday, October 19, 2013

Gangguan Pendengaran ( Tuna Rungu ) Pada Anak



 
 
Hellooooo…..

Brother and sister calon-calon psikolog, atau masyarakat semuanya yang diseluruh nusantara jagad kathulistiwa (lebay deh.. hihihihi), khususnya yang lagi baca artikel saya ini nih…

Bagaimana kabarnya ? semoga sehat, seger, waras. J

           Bahasan kita sekarang ini menyambung dari bahasan yang sudah di post sebelumnya, yaitu tentang Pentingnya Perkembangan Pendengaran Pada Bayi. Sekarang kita membahas tentang gangguannya atau lebih jelasnya tentang Gangguan Pendengaran ( Tuna Rungu ) Pada Anak.

Nah loh…

Gangguan Pendengaran ( Tuna Rungu ) itu sendiri apa ya?

          Gangguan Pendengaran ( Tuna Rungu ) merupakan gangguan terhadap indera pendengaran  yang dialami seseorang atau bisa juga dikatakan sebagai kondisi ketunarunguan/ketulian. Kondisi ketunarunguan itu terbagi atas dua jenis penggolongan, yaitu berdasarkan letak kerusakan organ dan berdasarkan tingkat keberfungsian telinga, penjelasan sebagai berikut:

A.  Penggolongan ketunarunguan berdasarkan letak kerusakan organ.

     Dalam penggolongan ini terbagi atas 4 jenis, yaitu:

1.    Conductive loss, yaitu kondisi ketulian yang terjadi akibat rusaknya pada saluran bagian luar atau tengah telinga yang menghambat penghantaran gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.

2.    Sensorineural loss, yaitu kondisi ketulian yang terjadi akibat rusaknya bagian dalam telinga atau syaraf pendengaran yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak.

3.    Mixed hearing loss, yaitu Campuran kerusakan dari jenis conductive dan sensorineural.

4.    Central auditory processing disorder, yaitu gangguan atau kerusakan pada sistem syaraf pusat.

 
B.   Penggolongan ketunarunguan berdasarkan tingkat keberfungsian telinga.

     Menurut penggolongan ini, terdapat 4 kategori, yaitu:

1.  Ketunarunguan ringan (masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-30 dB). Contoh: anak tidak sadar mengalami sedikit kesulitan ketika diajak mengobrol.

2.  Ketunarunguan marginal (masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas  30-40 dB). Contoh: kesulitan jika diajak berbicara pada jarak tertentu.

3.  Ketunarunguan sedang (masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-60 dB). Contoh: anak mengalami kesulitan dalam percakapan apabila tidak memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana yang gaduh/berisik.

4.  Ketunarunguan berat (dimana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 60-75 dB). Contoh: anak hanya memahami sedikit ketika percakapan apabila memperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi jika melakukan percakapan biasa tidak mungkin dilakukan, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar.

5.  Ketunarunguan parah (dimana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas >75 dB). Contoh: anak tidak dapat melakukan percakapan normal, tetapi ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu, sangat bergantung juga pada komunikasi visual.


          Pada golongan 4 dan 5 itu termasuk ke dalam tuna rungu, karena sudah tidak mampu melakukan komunikasi secara normal dan harus menggunakan alat bantu dengar.
 
          Berikut ini adalah dampak-dampak dari kondisi ketunarunguan, yaitu sebagai berikut:

 a.    Perkembangan Bahasa

     Perkembangan yang paling dipengaruhi oleh kondisi ketunarunguan ini adalah perkembangan bahasa, terutama lisan. Perkembangan bahasa sangat penting pada anak-anak karena bahasa akan berguna bagi pendidikannya kedepan.

     Apabila anak mengalami gangguan pendengaran atau ketunarunguan, anak tidak dapat belajar secara normal dan optimal. Tetapi, jika ketunarunguan ringan tidak begitu bermasalah karena masih dapat mengikuti pembelajaran secara normal, berbeda dengan ketunarunguan berat seperti golongan 4 dan 5.

Perkembangan bahasa ini terbagi atas beberapa jenis, yaitu:

1.      Perkembangan membaca

2.      Bahasa tulis

3.      Speech
    
b.   Prestasi Akademis

     Kondisi ketunarunguan dapat mengakibatkan kelambatan dalam perkembangan kognitif yang berbeda dengan anak normal. Oleh karena itu mereka mengalami kesulitan dalam hal akademis yang disebabkan oleh gangguan terhadap perkembangan yang lainnya, seperti bahasa. Namun, tidak semua anak tunarungu prestasi akademisnya rendah karena masalah bahasa, karena sebenarnya berpikirpun bisa dilakukan tanpa bahasa. Jika mereka dapat mengasah pengalaman dengan baik, mereka dapat berpikir layaknya orang normal dan dapat meraih prestasi akademik sama seperti anak normal.
 
c.   Sosioemosional

       Pada dasarnya gangguan perkembangan yang lainnya juga sangat berdampak pada sosioemosional, sama seperti gangguan pendengaran atau ketunarunguan ini. Anak akan cenderung sulit untuk bergaul karena merasa mereka tidak sama seperti kebanyakan anak, hal ini juga dapat menyebabkan anak menjadi berkepribadian penutup. Tidak mau membuka diri pada orang lain, dan akan merasa lebih nyaman dengan anak-anak yang mengalami hal yang sama. Tetapi, pada dasarnya semua itu tergantung pada lingkungannya, terutama lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga bertugas untuk memberikan pendampingan yang intensif terhadap anak tersebut, mengerti kebutuhan dan mengontrol perkembangan sosioemosionalnya.

  

~~~~~~……. Jangan capek bacanya ya, dibaca sampai habissssss …….~~~~~~    

 
          Ini nih ada hal yang penting, untuk mengoptimalkan kemampuan anak tunarungu baik bahasa maupun yang lainnya biasanya menggunakan cara-cara yang umum, terdapat empat cara yang bisa dilakukan pada umumnya, yaitu:

a)      Latihan Mendengarkan, bagi anak yang masih tergolong ketunarunguan ringan dapat melakukan komunikasi manual untuk mengasah kepekaan terhadap suara, jika tergolong ketunarunguan berat dapat menggunakan alat bantu dengar.

b)      Komunikasi dengan cara membaca ujaran atau kata-kata dan membaca (bisa dilihat dari gerakan bibir).

c)      Belajar isyarat tangan atau gerak tubuh.

d)     Mengombinasikan ketiga cara tersebut, sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal juga.

 
Intervensi yang dapat dilakukan untuk anak tunarungu, sebagai berikut:

1.    Deteksi sejak usia dini.

2.    Memberikan assesmen mulai awal pada anak.

3.    Menggunakan ABD, Implant Coachlea, perawatan dan servisnya.

4.    Auditory Brainstem Response (ABR) atau Brainstem Audiometry (BSR) yaitu suatu peralatan elektronik yang dapat memeriksa pendengaran melalui respon atau reaksi syaraf pendengaran bayi terhadap bunyi.

5.    Memilih SLB Tunarungu yang ideal bagi anak.

 


Akhirnya, anda telah lulus uji kesabaran dengan membacanya sampai habis. Eiiittttssssss tidak ketinggalan juga anda mendapat ilmu gratisssss seperti biasanya tanpa dipungut biaya sepeserpun...

JJJ

Terima kasih

JJJ

  

 

Nama: Diyah Ayu Wirantika

NIM: 115120313111003

Friday, October 18, 2013

Pentingnya Perkembangan Pendengaran Pada Bayi

 
 
        Pendengaran merupakan salah satu indera pada manusia yang berguna untuk mendeteksi suara, indera ini sangat penting bagi manusia, sama pentingnya dengan penglihatan, penciuman, dsb. Pendengaran dapat membuat manusia memahami suara atau bunyi  yang ada disekelilingnya,  menguhubungkan seseorang dengan orang lain, pendengaran juga dapat membuat orang tidak merasa kesepian.

Selain itu, perkembangan pendengaran pada bayi juga mempengaruhi perkembangan yang lain, sehingga apabila perkembangan pendengarannya tidak optimal dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan suara, bicara, dan kemampuan bahasa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami masa perkembangan pendengaran pada bayi, terutama bagi ibu-ibu baru yang belum mempunyai pengalaman dalam mengenali perkembangan pada bayi.
 
~~~~~~~~ ..... dilanjut baca ya ….. ~~~~~~~~
 
Ada beberapa tahap perkembangan pendengaran secara normal pada bayi, tahap-tahapnya yaitu:

1.    Dalam kandungan atau Rahim.

Sebenarnya, pendengaran pada bayi itu sendiri dimulai sejak dalam kandungan atau rahim. Di dalam kandungan atau rahim, janin sudah mulai bisa mendengar ketika terbentuknya daun telinga walaupun belum begitu sempurna, mendengarkan suara-suara dengan ritme yang cenderung tetap seperti suara detak jantung sang Ibu, suara perut atau organ dalam sang Ibu, dll.

2.    Bayi yang baru lahir.

     Pada saat terlahir di dunia bayi akan cenderung sensitif ketika mendengar mendengar suara-suara yang keras atau bernada tinggi karena tidak terbiasa dengan suara-suara itu. Misalnya, bayi akan kaget atau terkejut ketika mendengar suara orang teriak, marah-marah, suara petasan, dll. Hal itu disebabkan karena sejak dalam kandungan sudah terbiasa dengan suara-suara dengan ritme tetap dan pelan. Sehingga, bayi dapat merespon dengan baik ketika mendengar suara-suara yang terbiasa didengarnya saat dalam kandungan. Misalnya, detak jantung Ibu, suara kedua orang tua saat mengobrol, suara musik-musik  pengahantar tidur, dll.

3.    Pada usia 3-5 bulan.

     Ketika usia ini, bayi sudah mulai bisa menangkap dan merespon suara yang sering didengarnya. Misalnya, bayi akan melihat ke sumber suara secara spontan saat mendengar suara orang tua, bahkan terkadang tersenyum, biasanya juga sudah mulai mengoceh sebagai upaya untuk mengajak berbicara.

4.    Pada usia 6-10 bulan.

     Pada usia 6-10 bulan bayi akan lebih mengasah kepekaan terhadap sumber suara seperti yang telah dimulai pada usia 3-5 bulan. Responnya juga lebih cepat dibandingkan pada perkembangan pendengaran pada usia sebelumnya. Kemungkinan juga bayi sudah dapat merespon ketika dipanggil namanya atau yang lain yang sering di dengar atau diucapkan oleh Ibu dan mulai mengenali perbedaan nada pada suara (misalnya sudah dapat membedakan emosi dengan suara).

5.    Pada Usia 12 bulan.

     Pada saat bayi mulai menginjak usia satu tahun, dia akan mulai menggunakan kata-kata pertamanya, yang paling umum seperti ma-ma, pa-pa, dll.

          Nah, dari beberapa  tahap tersebut juga harus diperhatikan, ketika bayi tidak bisa merespon suara-suara yang ada, sekitar usia satu setengah tahun lebih, perlu untuk diwaspadai karena kemungkinan bayi tersebut mengalami gangguan pendengaran. Ketika, hal tersebut terjadi segera periksakanlah jika dirasa sudah melampaui batas kewajaran. Jangan membiarkan anak mengalami gangguan pendengaran yang parah akibat telatnya penanganan dari orang tua.
 

Itu tadi secuplik informasi yang dapat disampaikan, terima kasih telah membaca. Sekali lagi anda mendapat pengetahuan secara gratis, tanpa dipungut biaya !!!

J J J semoga bermanfaat J J J

 
~~~~~~~~ ..... sekian ….. ~~~~~~~~  
 

Nama: Diyah Ayu Wirantika

NIM: 115120313111003

Friday, October 11, 2013

Baby Gym dan Manfaatnya


Ketika si kecil berusia 3-12 bulan, ini merupakan suatu fase awal pertumbuhan anak. Agar potensi pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak menjadi optimal, bunda disarankan melakukan stimulasi. Salah satunya adalah dengan melakukan senam bayi atau baby gym untuk merangsang aspek motorik. 

Sejak dini, bunda dapat menstimulasi motorik dan pertumbuhan si kecil melalui senam. Melakukan baby gym secara rutin, dapat membantu perkembangan motorik si kecil optimal. Selain itu juga dapat mempererat ikatan batin antar orang tua dan bayi pun makin erat. 

Secara umum, perkembangan motorik dibedakan menjadi dua, yakni motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar, misalnya merangkak dan berjalan. Sementara motorik halus melibatkan gerak otot-otot kecil, seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk.

Apakah Baby Gym itu ?

Baby Gym (senam bayi) merupakan bentuk permainan gerakan pada bayi, yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf dan motorik bayi, serta kemampuan pergerakan bayi secara optimal. Senam juga memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenali dirinya sendiri dalam perkembangan yang normal dan dalam pola sikap normal yang sedang berkembang, juga perkembangan otot terkait. Senam bayi sangat penting untuk menguatkan otot-otot dan juga sendi-sendi pada bayi sebagai persiapan bayi untuk duduk, berdiri dan berjalan. Senam ini dilakukan berdasarkan pola perkembangan sang bayi.

Melalui baby gym jugalah, kedekatan (bonding) antara bunda dan si kecil akan semakin kuat. Kebersamaan bunda dengan si kecil ketika melakukan senam bayi bermakna sangat dalam. Saat-saat nyaman ketika melakukan senam bayi bersama bunda, tidak hanya membuat tubuh bayi sehat dan bugar, tetapi si kecil pun tumbuh menjadi anak yang bahagia dan percaya diri.

Ada banyak sekali manfaat dari baby gym ini. Disamping untuk menguatkan otot dan sendinya sebagai persiapan tumbuh kembang selanjutnya, baby gym atau senam bayi juga bermanfaat untuk mengetahui jika terjadi perkembangan yang salah sejak dini. Ini merupakan tindakan antisipasi yang tepat untuk penanganan agar bayi tumbuh normal. Dibawah ini adalah beberapa manfaat baby gym :
  • Menguatkan otot-otot dan persendian
  • Meningkatkan perkembangan motorik
  • Meningkatkan fleksibilitas atau daya kelenturan tubuh
  • Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan
  • Meningkatkan ketahanan tubuh
  • Meningkatkan kemampuan dan keterampilan fungsi tubuh
  • Meningkatkan kewaspadaan
  • Memperkuat interaksi antara orang tua dan bayi
  • Mempelancar peredaran darah dan menguatkan jantung
  • Memudahkan orang tua mendeteksi secara dini, adanya gangguan atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan
  • Meningkatkan kemampuan bayi merespon rangsang dari lingkungan
  • Memberi bayi kesempatan bereksplorasi dengan bagian tubuhnya sendiri
Saat ini sudah banyak tempat-tempat yang menyediakan layanan baby gym (senam bayi) berikut dengan baby spa. Bagi para bunda yang belum mengerti cara-cara senam untuk si kecil dan belum bisa melakukan sendiri di rumah, bunda dapat pergi ke tempat layanan baby gym terdekat. Pastikan bunda selektif dalam memilih tempat baby gym bagi si kecil. Karena yang paling penting disini selain manfaat dari gerakan senamnya adalah kedekatan antara bunda dan si kecil.




by : Firdaus Yuni H.